MILLENNIUM DISC, Jakarta - Belum lama ini Twitter diterpa isu yang tidak sedap terkait kabar adanya 32 juta password Twitter yang dijual di dark web. Kontan kabar isu tersebut langsung ditepis oleh pihak Twitter.
Sebenarnya Twitter sudah memastikan bahwa sistem keamanannya aman dan tidak dibobol. Kendati demikian, pihak Twitter tetap melakukan penyelidikan terkait isu tersebut.
Pihak Twitter meyakini bahwa informasi tersebut tidak diperoleh dari peretasan terhadap server Twitter.
Menurut hasil penyelidikan, username dan password pengguna Twitter kabarnya didapat dari penggabungan informasi terhadap peretasan lainnya, malware pada perangkat korban yang mencuri password ke semua situs atau kombinasi keduanya.
Twitter pun bertindak cepat untuk melindungi akun Twitter para penggunanya dengan melakukan pemeriksaan silang antara data tersebut dengan informasi yang dimilikinya.
Namun tindakan ini membuat sejumlah akun Twitter teridentifikasi demi perlindungan ekstra. Sebagai gantinya, akun-akun tersebut akan langsung terkunci. Pemilik akun akan diwajibkan untuk mereset password akunnya.
Jika informasi akun Twitter pengguna dipenggaruhi oleh isu tersebut, mereka akan menerima e-mail untuk mengganti kata sandi atau password akunya.
Akun Twitter pengguna tersebut tidak akan dapat diakses hingga pengguna mereset password. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa individu yang sah yang memiliki akses.
Demi melindungi platform secara berkesinambungan, Twitter menggunakan beberapa metode, misalnya menggunakan HTTPS di manapun dan keamanan e-mail untuk twitter.com.
Twitter juga melindungi akses ke akun dengan mengevaluasi lokasi dan perangkat yang digunakan serta sejarah log in untuk mengidentifikasi perilaku yang mencurigakan.
Apabila password anda adalah salah satu yang terkena dampak dari peretasan sistem lain, anda akan menerima notifikasi dari Twitter untuk mereset password. Dalam hal ini, akun pengguna akan tetap dilindungi sampai pemilik e-mail atau nomor telepon mereset password, Sabtu (11/06/2016).
